PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dataran Sunda, yaitu dataran pada
masalampau (masa glasial) yang terbentang dari Barat keTimur antara Lembah
Brahmanadapura di Myanmar sekaranghingga Maluku.Begitu pula dikenal istilah
Sunda Besar yang meliputipulau-pulau: Sumatera, Kalimantan, Pulau Jawa,
danPulau Madura. Serta Sunda Kecil yangterdiridaripulau-pulau: Bali, Lombok,
Sumbawa, Sumba, Flores, danTimor (sekarang wilayah Bali, Nusa Tenggara
Barat,Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang termasuk dalam geologi tanah sunda?
2.
Apa yang dimaksud busur sunda,palung sunda,dan dangkalan sunda?
3.
Bagaimana tatanan tektonik di tanah sunda?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui apa saja yang termasuk dalam geologi tanah sunda.
2.
Mengetahui apa yang dimaksud busur sunda,palung sunda,dan dangkalan
sunda.
3.
Mengetahui tatanan tektonik di tanah sunda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TANAH SUNDA
Tanah Sunda/Dataran Sunda, yaitu dataran
pada masalampau (masa glasial) yang terbentang dari Barat keTimur antara Lembah
Brahmanadapura di Myanmar sekaranghingga Maluku. Begitu pula dikenal istilah
Sunda Besar yang meliputipulau-pulau: Sumatera, Kalimantan, Pulau Jawa,
danPulau Madura. Serta Sunda Kecil yang terdiridaripulau-pulau: Bali, Lombok,
Sumbawa, Sumba, Flores, danTimor (sekarang wilayah Bali, Nusa Tenggara
Barat,Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur).
B. DANGKALAN SUNDA
Istilah dalam geologi Indonesia untuk
menamai dataranatau paparan Indonesia barat; meliputi Pulau Kalimantan, Pulau
Sumatra dan pulau-pulau serta
dasar laut transgresi (laut Jawa, Laut
Natuna, dibagian selatan Laut Cina Selatan dan Selat Malaka);sebelum Zaman
Pleistosen menjadi satu kesatuan dengan
benua Asia.
Batas daerah dangkalan Sunda di sebelah
timur yaitu"Garis Wallace" garis yang melintang mulai dariperairan
Timur Pulau Mindanau (Filipina) terus ke laut
Sulawesi, Selat Makasar, Selat Lombok dan
berakhir diSamudera Indonesia. Laut-laut transgresi di wilayahDangkalan Sunda
berkedalaman rata-rata 200 m.
C. BUSUR SUNDA
Terletak di tepi Asia Tenggara dan
terbentang mulai dari kepulauan Andaman-Nicobar di barat sampai busur Banda
(Timor) di timur. Busur Sunda merupakan busur kepulauan hasil dari interaksi
lempengsamudera (disini lempeng India-Australia yang bergerak ke utaradengan
kecepatan 7 cm pertahun) yang menunjam di bawah lempengbenua (Lempeng
Eurasia).Penunjaman lempeng terjadi di selatan busur Sunda berupa palung
(trench) yang dikenal sebagai palung Jawa.Disamping itu, penunjaman lempeng
juga menghasilkan sepasang busurvolkanik dan non-volkanik.
Busur volkanik terdiri dari rangkaian
gunungberapi yang menjadi tulang punggung pulau-pulau busurSunda,sedangkan
busur nonvolkanik merupakan rangkaian pulau-pulau yangterletak di sisi samudera
busur volkaniknya.Rangkaian pulau seperti Siberut, Simeleu, Nias di barat
Sumatramerupakan bagian busur non-volkanik yang muncul ke permukaan
laut,sedangkan di selatan Jawa busur ini berada di bawah laut.
Busur non-volkanik disusun
material-material yang berasal dari daratan, lautdangkal, laut dalam dan
kepingan lantai samudera yang terseret,tergencet dan tercampur secara tektonik
ketika lempeng samuderamenunjam ke palung.Himpunan batuan yang campur aduk di
dalampalung ini, yang disebut melange, membentuk prisma akresi (accretionprism)
di sisi dalam palungnya.Panjang palung Jawa, tercatat sekitar 5600 km,
terentang mulai dari kepulauan Andaman-Nicobar di barat sampai ke Sumba di
Timur,memiliki corak yang beragam. Hal ini disebabkan oleh arah penunjamandan
kecepatan lempeng tidak seragam.
Arah penunjaman yang hampertegak lurus di
bagian pulau Jawa ke arah timur menghasilkan ragampenunjaman lempeng yang lebih
sederhana dibandingkan di bagianSumatra yang membentuk cesar mendatar (sesar
Semangko), karenaarah penunjaman lempengnya miring dan bahkan hampir sejajar
dibagian kepulauan Andaman.
Disisi lain, selat Sunda yang memisahkan
Sumatra dan Jawa,merupakan batas geodinamik dan terdapat perubahan
sudutpenunjaman yang menyolok antara bagian timur dan baratnya.Disebelah barat
selatSunda, aktifitas gempa umumnya tidak melebihikedalaman 200 km sedangkan di
sebelah timurnya kedalaman aktifitasgempanya meningkat mendekati 350-500 km.
Unsur geodinamik lainyang dapat mempengaruhi dinamika palung adalah kondisi
morfologipermukaan lempeng samuderanya. Permukaan lantai samudera biasrelatif
halus atau kasar karena adanya tonjolan-tonjolan yang terdiri darigunung-gunung
bawah laut (seamount), pematang tengah samudera,danplato basalt. Dengan
demikian menjadi tidak terhindarkan lagipenunjaman lempeng samudera membawa
juga seamount atau bentukmorfologi bawah-laut lainnya ke dalam palung.
D. PALUNG SUNDA
Di Indonesia bagian barat dan tengah,
daerah pertemuan tabrakanlempeng samudera Indo-Australia dengan lempeng benua
Asia (Sumatradan Jawa) disebut sebagai daerah ZonaSubduksi atau lebih
dikenalsebagai daerah Palung Sunda (Java Trench) yang memanjang kuranglebih
5500 km mulai dari perairan barat Aceh sampai perairan selatanNusa Tenggara
Barat. Menurut dia, daerah ini dikenal sebagai daerahPrisma Akresi
(Accretionary Prism) atau daerah dimana batuan sedimenyang diendapkan di
sekitar Palung telah mengalami pengangkatan
karena tertekan oleh pergerakan lempeng
samudera Indo-Australia yangtersubduksi ke bawah Pulau Jawa dan Sumatra.Saat
lempeng samudera tersubduksi, batuan sedimen yangdiendapkan di daerah palung
tertekan, terpatahkan dan terangkat, daerah yang terangkat bisamuncul ke
permukaan laut sebagai busur kepulauan.
Contohnya saja,busur kepulauan yang terdapat di perairan barat Sumatera
yangterdistribusi mulai dari Pulau Simeulue sampai ke Pulau Enggano.
Prosessubduksi iniakan terus berlangsung dan terus menekandaerah prisma akresi,
sehingga mengakibatkan terakumulasinya energitekanan di daerah ini, terutama
terkumpul pada bidang batas antaralempeng samudera tersubduksi dengan batuan
dasar prisma akresi jauhdi kedalaman bawah permukaan bumi.
Daerah ini sering disebutsebagai daerah
Seismogenic Zone. Apabila batuan sediment yangtertekan sudah tidak kuat lagi
menahan energi, maka energi tersebut akan dilepaskan. Pelepasan energi oleh
batuan tersebut disebut sebagaigempa bumi tektonik yang menggetarkan batuan di
daerahsekelilingnya merambat ke segala arah di dalam lapisan bumi
sebagaigetaran gempa bumi. Getaran ini sampai ke permukaan bumi baik didarat
maupun ke permukaan dasar laut berupa gerakan horizontalmaupun vertikal yang
akan merusak infrastruktur yang ada dipermukaan tanah. Saat energi ini dilepaskan,
umumnyastruktur batuandi dalam bumi akan terdeformasi dan biasanya diikuti
pembentukanpatahan.Patahan tersebut berupa patahan naik (thrust fault)atau
patahan normal (normal fault), maupun patahan geser (strike slipfault).
Sebagai contoh pada saat terjadi
gempa-tsunami dahsyat di Acehpada tanggal 26 Desember 2004, di bawah daerah
prisma akresi Acehtelah terbentuk patahan naik sepanjang kurang lebih 200 – 250
km ataudisebut juga sebagai megathrust fault.Disebutkan, di wilayah Jawa
terdapat patahan Cimandiri mulai dariPelabuhan Ratu (Sukabumi) hingga Lembang
(Bandung), ke arah timuryang mencapai panjang sekitar 102 km.Selain itu,
patahan di sekitar Semarang, juga termasuk patahan aktifsepanjang 20-30 km ke
Timur. Sedangkan, mulai wilayah Cirebonmenuju Jakarta terdapat patahan
Baribis.''Patahan ini mulai dari Cilacap.hingga Utara, melewati Kuningan,
Majalengka kemudian Jakarta.
Sementara di wilayah Jawa Tengah terdapat
patahan hingga ke Porong,Sidoarjo, Jawa Timur.Sedangkan, patahan Opak yang
menimbulkangempa di Yogya beberapa waktu lalu terdeteksi sepanjang 20 km.
E. TATANAN TEKTONIK
Tatanan tektonik sebelah barat Sumatera dan
selatan Jawa, didominasi oleh pergerakan ke utara dari tepian aktif lempeng
samudera Hindia dan lempeng benua Australia terhadap lempengan Sunda dengan
kecepatan sekitar 6-7 cm/tahun. Komponen gerakan lempengan yang relatif tegak
lurus terhadap arah batas lempeng sebagian besar membentuk sesar-sesar naik di
sepanjang zona subduksi Sumatera dan Java, sedangkan komponen lempeng yang
parallel terhadap batas lempeng didominasi oleh terbentuknya sesar-sesar geser
pada zona sesar.
Kajian tepian tektonik aktif difokuskan
untuk mengidentifikasi bentuk geomorfologi dasar laut dari masing-masing segmen
lempeng.Empat bentuk morfologi utama dapat diidentifikasi, seperti zona
subduksi, palung laut, prisma akresi, dan cekungan busur muka.Gambaran bentuk
geomorfologi dasar laut ini kemungkinan merupakan contoh morfologi dasar laut
yang terbaik di dunia.
Batas-batas bentuk geomorfologi dasar laut
ini sangat jelas terlihat pada rekaman seismic dan citra seabeam.Makin kearah
selatan, dasar laut makin banyak mengalami pensesaran normal.Sesar-sesar ini
nampaknya lebih intensif makin jauh dari palung laut.Pada sumbu palung, bentuk
kerak samudera telah banyak mengalami pensesaran dan membentuk pola-pola horst
dan graben secara luas.
Tatanan geologi kelautan Indonesia
merupakan bagian yang sangat unik dalam tatanan kelautan dunia, karena berada
pada pertemuan paling tidak tiga lempeng tektonik: Lempeng Samudera Pasifik,
Lempeng Benua Australia-Lempeng Samudera India serta Lempeng Benua Asia.
Berdasarkan karakteristik geologi dan
kedudukan fisiografi regional, wilayah laut Indonesia dibagi menjadi zona dalam
(inboard) dan luar (outboard) yang menempati regim zona tambahan (contiguous),
Zona Ekonomi Eksklusif dan Landan Kontinen. Bagian barat zona dalam ditempati
oleh Paparan Sunda (Sunda Shelf) yang merupakan sub-sistem dari lempeng benua
Eurasia, dicirikan oleh kedalaman dasar laut maksimum 200 m yang terletak pada
bagian dalam gugusan pulau-pulau utama yaitu Sumatera, Jawa, dan Kalimantan
(menurut Toponim internasional seharusnya disebut pulau Borneo).
Bagian tengah zona dalam merupakan zona
transisi dari sistem paparan bagian barat dan sistim laut dalam di bagian
timur.Kedalaman laut pada zona transisi ini mencapai lebih dari 3.000 meter
yaitu laut Bali, Laut Flores dan Selat Makasar. Bagian paling timur zona dalam
adalah zona sistem laut Banda yang merupakan cekungan tepian (marginal basin)
dicirikan oleh kedalaman laut yang mencapai lebih dari 6.000 m dan adanya
beberapa keratan daratan (landmass sliver) yang berasal dari tepian benua
Australia (Australian continental margin) seperti pulau Timor dan Wetar (Curray
et al, 1982, Katili, 2008).
Zona bagian luar ditempati oleh sistem
Samudera Hindia, Laut Pasifik, Laut Timor, laut Arafura, laut Filipina Barat,
laut Sulawesi dan laut Cina Selatan. Menurut Hamilton (1979), kerumitan dari
tatanan fisiografi dan geologi wilayah laut Nusantara ini disebabkan oleh
adanya interaksi lempeng-lempeng kerak bumi Eurasia (utara), Hindia-Australia
(selatan), Pasifik-Filipina Barat (timur) dan Laut Sulawesi (utara).
Proses geodinamika global (More et al,
1980), selanjutnya berperan dalam membentuk tatanan tepian pulau-pulau
Nusantara tipe konvergen aktif (Indonesia maritime continental active margin),
dimana bagian luar Nusantara merupakan perwujudan dari zona penunjaman
(subduksi) dan atau tumbukan (kolisi) terhadap bagian dalam Nusantara, yang
akhirnya membentuk fisiografi perairan Indonesia.
F. MODEL TEKTONIK TEPIAN LEMPENG AKTIF
Lempeng samudera bergerak menunjam lempeng
benua membentuk zona penunjaman aktif, sehingga wilayah perairan Indonesia di
bagian barat Sumatera dan selatan Jawa disamping mempunyai potensi aspek
geologi dan sumberdaya mineral juga berpotensi terjadinya bencana geologi
(gempabumi, tsunami, longsoran pantai dan gawir laut).
Di bagian tengah kerak samudera India ini
terbentuk suatu jalur lurus yang disebut Mid Oceanic Ridge (Pematang Tengah
Samudra), sedangkan dibagian timurnya atau sebalah barat terbentuk jalur
punggungan lurus utara – selatan yang disebut Ninety East Ridge (letaknya hampir berimpit dengan bujur 90
timur) merupakan daerah mineralisasi (Usman, 2006). Bagian yang dalam membentuk
cekungan kerak samudera yang terisi oleh sedimen yang berasal dari dataran
India membentuk Bengal Fan hingga ke perairan Nias dengan ketebalan sedimen
antara 2.000 – 3.000 meter (Ginco, 1999). Daerah Pematang Tengah Samudra pada
Lempeng Indo-Australia merupakan implikasi dari proses Sea Floor Spereading
(Pemekaran Lantai Samudera) yang mencapai puncaknya pada Miosen Akhir dengan
kecepatan 6-7 cm/tahun,
Sebelumnya pada Oligosen awal
hanya5cm/tahun (Katili, 2008).Memperlihatkan bentuk ideal geomorfologi pada tepian
lempeng aktif adalah mengikuti proses-proses penunjaman yaitu palung samudera
(trench), prisma akresi (accretionary prism), punggungan busur muka (forearc
ridge), cekungan busur muka (forearc basin), busur gunungapi (volcanic arc),
dan cekungan busur belakang (backarc basin). Busur gunungapi dan cekungan busur
belakang lazimnya berada di bagian daratan atau kontinen (Lubis et al, 2007).
Gambar Komponen tektonik ideal pada
penunjaman tepian lempeng aktif (Hamilton, 1979)
Hasil identifikasi bentuk dasar laut dari
beberapa lintasan seismik, citra seabeam dan foto dasar laut maka dapat
dikenali beberapa bentuk geomorfologi utama yang umum terdapat pada kawasan
subduksi lempeng aktif.Empat bentuk morfologi utama dapat diidentifikasi, yaitu
zona subduksi, palung laut, prisma akresi, dan cekungan busur muka.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Batas
penunjaman lempeng samudera India dengan lempeng Eurasia secara tegas membentuk
satuan geomorfologi palung samudera dengan kedalaman antara
6.000-7.000 meter yang arahnya tegak lurus terhadap arah penunjaman.
Sebagai
konsekuensi logis penunjaman lempeng samudera yang mempunyai densitas lebih
tinggi dibandingkan lempeng benua maka terbentuk satuan geomorfologi prisma
akresi yang merupakan proses campur-aduk dimana terjadi deformasi dasar
laut secara besar-besaran. Proses geologi yang umum terjadi adalah
perlipatandan sesar-sesar naik yang disertai dengan proses pengangkatan.
Sesar-sesar normal dan mendatar banyak dijumpai pada daerah yang jauh dari
palung samudera terutama pada punggungan dan tepian cekungan.
Cekungan
busur muka terbentuk antara punggungan busur muka dan busur gunungapi dimana
proses sedimentasi dominan berasal dari bagian kontinen, sehingga umumnya
membentuk geomorfologi cekungan memanjang a-symetri.